Pelacur sebagai wujud cinta

Pelacur pertama kalinya mungkin dianggap sebagai antitesis cinta, tetapi dalam banyak hal, sejarah keromantisannya begitu spektakuler. Dari hetairae Yunanni kuno sampai gundik-gundik raja abad ke-17 yang berkuasa, para pelacur menjadi obyek cinta dan nafsu yang ideal. secara historis, banyak banyak ayng menerima kenyataan bahwa cinta tidak hadir dalam kehidupan rumah tangga aristokrat, walaupun cinta sendiri bukanlah tujuan utama laki-laki dalam berhubungan tersebut.

Pelacur sejati pada zaman dahulu lebih dari sekedar pelacur molek. Di Jepang pada abad ke-17, oiran atau pelacur senior adalah seorang perempuan yang berpendidikan tinggi, seseorang yang keahliannya mengajarkan musik dan puisi sama baiknya dengan seni bercinta mereka. Hetairae di Yunani diperkenankan untuk membaur secara sosial dengan laki-laki dan sering membawa pengaruh yang lebih kuat daripada istri resmi mereka. Xenophon, seorang filosof Yunani, menyatakan bahwa Hetairae Diotima telah mengajarinya cinta yang lebih tinggi, sementara yang lain, seperti Phryne, dipuji oleh Plutarch sebagai seorang dengan pesona yang memikat dan menginspirasi pemahat Praxitelas.

Seorang pelacur yang sukses mungkin telah membuat para istri terabaikan dan dalam masyarakat tertentu, suami mereka sendiri dalam keterjagaannya, tetapi perempuan-perempuan ini sering membangkitkan cinta yang kuat. Dalam sejarah, banyak pelacur masyhur dunia itu terdidik dan berbudaya yang memiliki kekuasaan dan prestise yang patut diperhitungkan. Roxelana Sultan, yang kata orang budak dari Rusia, mengakhiri karirnya pada abad 16 sebagai penguasa harem Sulaiman Yang Agung dan menjadi penasihat penguasa Ottoman ketika berperang melawan kesultanan Mesir. Yang terkenal di antara cortegiane Italia zaman Renaissance adalah penyair Tulia d'Aragona, seorang wanita yang memiliki tulisan-tulisan filsafat yang ketika lirikan matanya menembus hati laki-laki membuat pikiran mereka tak menentu. Di Prancis, perempuan luar biasa seperti La Pompadour dan Diane d'Poitiers menawan raja-raja dengan cintanya dan menggunakan kekuasaan cinta untuk memengaruhi jalan sejarah itu sendiri.

No comments:

Post a Comment