Gejala-gejala sakit cinta pada abad pertengahan dianggap sebagaia suatu ayng luar biasa sehingga dianggab sebagai penyakit fisik atau mental, bahkan anak yang dilahirkan dari keluarga baik-baik dapat dikucilkan karenanya. Gejala klasik orang yang mabuk cinta antara lain:
Seorang pecinta, tentu saja meyakini bahwa penyakit mereka hanya dapat diobati dengan kehadiran dan respon positif dari orang yang dicintainya. Bagaimanapun, berbagai jalan penyembuhan telah diajukan, dari yang pragmatis sampai yang absurb.
Riset modern menemukan korelasi antara tingginya transmisi syaraf dan keadaan jiwa yang terayun-ayun karena romantisme sakit cinta. Penyuntikan adrenalin dapat memberi pengaruh gejala serupa terhadap tubuh, dada berdebar, tangan dan lutut menggigil, berkeringat dan bergejolak yang menunjukkan bahwa emosi-emosi merupakan interpretasi berbeda terhadap tekanan psikologis. Khayalan diri juga memainkan peran yang dapat dipertimbangkan dalam percobaan yang kami lakukan terhadap gejala-gejala cinta. Ketertarikan terhadap seseorang mungkin bisa cepat hilang bila orang merasakannya hanya "tergila-gila" kepadanya. Impuls cinta bertalian erat dengan hasrat seksual, dan hanya setelah membebaskan diri dari kebimbangan, kita akan mengetahui kepada siapa kita jatuh cinta atau tidak jatuh cinta.
Bahkan bila kita mengenali gejala-gejala cinta, reaksi reflek kita biasanya tidak terduga. Dengan kehadiran seseorang yang sangat kita sukai secara fisik, lidah kita terasa kaku atau merasa sangat malu. Untuk pecinta yang lebih canggih, respons atas pertemuan serupa biasanya diwujudkan dengan terkejut, terpesona, akan tetapi tenang dan jenaka.
- susah tidur
- kerap didatangi mimpi buruk
- berhalusinasi
- muka pucat
- kurang konsentrasi
- dan kehilangan selera
Seorang pecinta, tentu saja meyakini bahwa penyakit mereka hanya dapat diobati dengan kehadiran dan respon positif dari orang yang dicintainya. Bagaimanapun, berbagai jalan penyembuhan telah diajukan, dari yang pragmatis sampai yang absurb.
Riset modern menemukan korelasi antara tingginya transmisi syaraf dan keadaan jiwa yang terayun-ayun karena romantisme sakit cinta. Penyuntikan adrenalin dapat memberi pengaruh gejala serupa terhadap tubuh, dada berdebar, tangan dan lutut menggigil, berkeringat dan bergejolak yang menunjukkan bahwa emosi-emosi merupakan interpretasi berbeda terhadap tekanan psikologis. Khayalan diri juga memainkan peran yang dapat dipertimbangkan dalam percobaan yang kami lakukan terhadap gejala-gejala cinta. Ketertarikan terhadap seseorang mungkin bisa cepat hilang bila orang merasakannya hanya "tergila-gila" kepadanya. Impuls cinta bertalian erat dengan hasrat seksual, dan hanya setelah membebaskan diri dari kebimbangan, kita akan mengetahui kepada siapa kita jatuh cinta atau tidak jatuh cinta.
Bahkan bila kita mengenali gejala-gejala cinta, reaksi reflek kita biasanya tidak terduga. Dengan kehadiran seseorang yang sangat kita sukai secara fisik, lidah kita terasa kaku atau merasa sangat malu. Untuk pecinta yang lebih canggih, respons atas pertemuan serupa biasanya diwujudkan dengan terkejut, terpesona, akan tetapi tenang dan jenaka.
ahahaaa, sakit cinta, ada2 aja :D
ReplyDelete